Lucky Ryan Triputra
Peserta TSOM#3 – Keuskupan Sintang
Bersedia Untuk Bermisi
Teens School of Mission (T-SOM) membuatku untuk bersedia selalu bermisi dalam situasi apapun, Saya menyadari bahwa bermisi membuat saya bersabar Ketika menjumpai hal-hal yang sulit dan tidak sesuai harapan saya.Pertama kali saya mendengarkan kata kegiatan T-SOM saya sangat bersemangat karena mendengarkan Sharing dari Alummi T-som Angkatan 2 pada Kegiatan Retret Misdinar Tahun 2022 dalam Rangka Hari Anak Misioner Sedunia Ke- 179 Keuskupan Sintang. Dari Sharing Alummi T-SOM Angkatan 2 tersebutlah membuat saya memutuskan untuk mengikuti T-som Angkatan 3 pada Tahun 2023.
Pertama kali Mengikuti Pertemuan Nasional T-SOM Angkatan 3 Yang Bernama “Surabaya Friendship” Pada BulanFebruary 2023, Pada Saat Menuju Tempat Griya Samadhi Resi Aloysii Dari Bandara Juanda menggunakan kendaraan bis, Saya Pertama kali berkenalan oleh salah satu peserta T-SOM dari Keuskupan Palangkaraya yang Bernama Wayan. Dan Pada Hari Pertama di Surabaya, Saya mendapati Materi “Siapa Diriku Ini” Yang dapat mengajarkan Saya untuk Bagaimana mencintai diri kita sebagai Citra Allah Sendiri yang sungguh amat baik dengan berbagai Ciri Khas dan keunikan kita masing-masing,Materi tersebut memberi saya pengajaran juga bahwa kita dituntut untuk mengembangkan diri atas anugerah yang diberi oleh Tuhan kepada diri kita dan dari mengembangkan diri tersebut yang dapat menguatkan dan meyakinkan bahwa kita semua adalah Citra Allah.
Pada hari kedua di Surabaya,Kami melakukan Outbound Yang berjudul l’m Possible (Aku Bisa).Kami semua harus bersedia untuk menyelesaikan game yang terdapat 19 pos,Sebagian pos terdapat di dalam Griya Samadhi Resi Aloyssi dan sebagaian pos terdapat di hutan pinus.Kelompok kami waktu itu memutuskan untuk menuju pos permainan yang terdapat di hutan pinus dan kelompok kami juga sempat tersesat karena terpancing kata-kata dari tim peliput Surabaya yang mengatakan bahwa menuju hutan jalan menanjak di jalan lurus beraspal sehingga membuat kelompok kami berbeda pendapat.Ada yang mengatakan bahwa menuju hutan belok kiri dan ada yang mengatakan bahwa jalan menuju hutan lurus seperti yang dikatakan tim peliput Surabaya,dan Ketika kelompok kami menyetujui jalan menuju hutan lurus,Tim Peliput Surabaya menyusul kami dan mengatakan kepada kelompok kami bahwa kami sudah melewatkan jalan yang menuju hutan sehingga membuat kami untuk memutar balik untuk menuju dalam Hutan.Dan pada saat memasuki Kawasan hutan ,ada satu permainan yang bermakna bagi saya yaitu permainan “Menu Pilihan” dimana kita harus memakan menu tersebut sesuai nomor yang saya ambil pada undian tersebut dan saya mendapati bawang putih.saya harus menyatapnya dan rasanya sangat pedas yang begitu tajam dan menyengat ,pada hari kedua saya mempelajari bahwa kita saat bermisi harus berani menghadapai resiko dalam situasi apapun.
Dan pada pertemuan kedua yaitu yang berjudul ”Muntilan Player”, Pada pertemuan kedua kami lebih mengarah Retret yaitu Mendekatkan Diri Kepada Tuhan dengan situasi tenang dan Sunyi Selama 3 hari kegiatan dan memahami arti penting Kitab Suci dalam bagi kehidupan kita.Dari Pertemuan Kedua ini saya mendapati bahwa Kitab Suci adalah dasar iman dan tumpuan hidup,Kitab Suci Dapat menjadikan kita sebagai bagian dari hidup mereka. Sering kali banyak orang mengira Kitab Suci digunakan hanya sebagai bahan bacaan di Perayaan Ekaristi tetapi Kitab Suci dapat digunakan sebagai renungan. Dan pada pertemuan kedua ini juga mengajak Anak-Anak T-SOM untuk mengenali Sejarah Misi,kami diajak untuk mengunjungi Museum Misi dan Perkuburan Para Misionaris.dan saat kami berkunjung,kami diperkenalkan dengan Cerita Romo Van Lith Yang memperkenalkan Agama Katolik Pertama Kali dalam Pulau Jawa.Dari cerita Romo Van Lith saya mendapati pelajaran bahwa menjadi misionaris Harus Berani,Bersedia dan tidak ragu dalam menjalankan misi.
Setelah Pertemuan Kedua T-SOM,Kami melanjutkan JAMNAS Sekami 2023 Di Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan,Keuskupan Agung Semarang.Sebuah kecapaian mengikuti JAMNAS Sekami Yang Diadakan 5 Tahun Sekali.Tentunya Moment paling berharga mengikuti JAMNAS Sekami 2023 Yaitu Pentas Seni,Kami Dari Keuskupan Sintang Tampil Pentas Seni Dengan Mewakili Regio Kalimantan Barat Dengan Menampilkan Tarian Dayak.Saya Cukup Bangga karena Kami bisa Memperkenalkan Budaya Dayak Dari Tarian tersebut didepan orang yang berasal dari berbagai Keuskupan Lain.Dan kami saat Jamnas melakukan juga yang Bernama “Formasi Misioner” yaitu melakukan kunjungan ke tempat Ibadah.Kami waktu itu melakukan kunjungan Ke Akademi Militer Pura Wira Buwana.Untuk memasuk Pura tersebut memiliki aturan atau larangan yaitu Keluarga atau kerabat yang meninggal belum genap 2 minggu tidak diperkenankan masuk dan menggunakan salempot atau kain bali untuk memasuki Kawasan Pura tersebut.dan kami disana dijelaskan tentang sejarah Ornamen di pura dan proses Ibadah di Pura tersebut.JAMNAS Sekami 2023 mengajarkan saya bahwa kita dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang Misionaris Kristus dan Dapat saling membagikan sukacita terhadap sesama.
Dan Pada Pertemuan Ketiga yaitu yang Bernama “Makkasar Action”. Pada pertemuan ini kami berfokus kepada pengajaran Ajaran Sosial Gereja (ASG) dan Kami melakukan Action atau Aksi untuk Belajar bermisi Terlibat Bekerja Bersama mereka Dan Melihat Situasi atau keadaan para pekerja-pekerja di luar sana.Pada Materi Ajaran Sosial Gereja(ASG) Dijelaskan bahwa Tujuan Ajaran Sosial Gereja yaitu menciptakan masyarakat yang sejahtera,adil,dan damai Serta Tugas Ajaran Sosial yaitu Menunjukkan kewajiban-kewajiban untuk bertindak secara sosial dan adil,sebagaimana dalam Injil dan Tentunya Ajaran Sosial Gereja memiliki Prinsip yaitu Martabat Manusia,Kesejahteraan Bersama,Solidaritas,Subsidaritas.Dan Setelah kami mendengarkan Materi Ajaran Sosial Gereja Kami Memulai Aksi atau bermisi.Kelompok Kami mendapati sebuah Toko Kue yang Bernama “ Mama Toko Kue”. Disana kami diajarkan untuk menjadi bagian kasir dan bagian waiters atau pelayan mengambil dan mengantar kue.Saya Awalnya memikir mudah menjadi sebuah waiters atau pelayan tetapi setelah saya merasakan tidak cukup mudah seperti saat saya menemukan costumer yang memesan kue tar susu,Ketika saat saya ingin mengantar pesanan costumer,costumer seketika bilang “tidak jadi”.dari kejadian hal tersebut saya mengerti bahwa sulitnya dalam dunia kerja dan saya menyadari juga bahwa Orang Tua bekerja susah payah untuk memenuhi sebuah kebutuhan dan kita sebagai anak justru menyulitkan mereka dengan meminta uang jajan setiap hari dan tidak mau mendengarkan nasehat atau perkataan dari Orang Tua.
Berlanjut Pada Pertemuan Keempat yang terakhir yaitu yang Bernama “Mentawai Pilgrimage”,Pada Pertemuan Ini lah kita diajarkan untuk bermisi dan menjadi misionaris cilik di sebuah pulau Mentawai.Sebelum melakukan Live in,kami mendengarkan pengalaman dari Pastor Wondo yang bertugas di sebuah Paroki Salibi,Mentawai dan Kami bertanya kepada Pastor Wondo juga tentang seputar Mentawai Seperti Tradisi Orang Mentawai. Dan Besoknya Kami ke Perlabuhan untuk menaiki kapal besar menuju pulau Mentawai,Saya waktu itu sangat bersemangat karena rasanya ingin bertemu kepada Saudara-Saudara yang ada di Mentawai.Dan kami pun berangkat menggunakan kapal besar dari padang ke Mentawai dengan 7 jam menempuh perjalanan,ditengah perjalanan kami harus bersinggah di Pelabuhan Sikabaluan Karena Stasi Sirisurak turun pada perlabuhan tersebut untuk pergi kesebuah Paroki Saibi. Dan kami melanjutkan perjalanan Kembali,dan sampailah kami di muara siberut dan pergi ke stasi maileppet sementara untuk beristirahat.Setelah Beristirahat kami melanjutkan Perjalanan menuju Stasi masing-masing,saya waktu itu mendapati Stasi Gotab.Kami pun melanjutkan perjalanan ke Stasi Gotab menggunakan Speed Boat tetapi sayangnya harus memutar balik karena ombak yang lumayan bergelombang.Setelah ombak cukup tidak bergelombang,kami melanjutkan perjalanan ke stasi Gotab.Dan saat sampai,kami terharu karena Umat Stasi Gotab sudah cukup lama menunggu kami dan menanti dengan kedatangan kami.ketika kami sudah sampai,kami disambut dengan hangat oleh Umat disana.Dan Di Stasi Gotab,Saya Tinggal Bersama Keluarga Bapak Cordi.Dari Keluarga Bapak Cordi saya mendapati banyak hal tentunya Kesedeharnaan dan selalu berkumpul Bersama keluarga,Saya sadar bahwa saya selama ini selalu bersikap cuek dan tidak ada waktu untuk berkumpul bersama Keluargaku sendiri.Disana saya sangat menikmati kehidupan di Stasi Gotab Karena sederhana dan ramahnya orang disana.pengalaman yang paling sangat berkesan bagiku adalah Saat Natal ceria.Melihat Anak-Anak Bia dan Bir yang sangat berbahagia dan bersemangat mengikuti natal ceria,saling membantu Ketika kesulitan menyelesaikan permainan.Saya cukup Bahagia karena dapat merayakan natal Bersama anak-anak disana dan berbagi Sukacita disana.Dan Setelah selesai Live in,Kami pulang dengan terharu karena diantar oleh Umat Stasi Gotab ke Pelabuhan. Dari Pengalaman pertemuan sampai pertemuan keempat, Saya mendapati Pembelajaran bahwa Kita Misionaris Cilik Diajarkan oleh Yesus untuk selalu bermisi berbagi sukacita kepada sekitar dan Siap menghadapi serta rintangan terhadap situasi apapun.Dengan Semangat sekami 2D,2K Yaitu Doa,Derma,Kurban,Kesaksian serta dengan Semboyan Children Helping Children Yang berarti Anak Menolong Anak.Terima kasih T-SOM sudah membimbing ku.
Quotes atau kata-kata Mutiara:
“Iman dalam Tindakan adalah cinta,dan cinta didalam Tindakan adalah Pelayanan”