Adrian Santoso

“Rumah Kedua”

Adrian Santoso – BN-KKI

Pada awalnya bagi kak Adrian, TSOM hanyalah sebuah proyek, sebuah program kegiatan yang harus dijalani sebagai perjalanan dinas dan tugas kelembagaan di BN-KKI. Program ini berjalan sejak 2018 dan ketika itu kak Adrian belum terlibat secara langsung dan bisa dibilang tidak paham apa-apa. Barulah di TSOM angkatan yang kedua, kak Adrian mempunyai kesempatan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pertemuan webinar online yang ketika itu masa pandemi. Dan pada akhirnya hanya satu kali bertemu tatap muka secara langsung dengan para peserta pada saat penutupan TSOM#2 di Bali. Sungguh aneh rasanya ketika itu, melihat dan berjumpa langsung dengan wajah-wajah yang biasanya hanya dilihat di belakang layar, saat itu bertemu hanya dalam waktu yang singkat. Namun sungguh besar karya Tuhan, kita dipertemukan kembali di TSOM angkatan ketiga, pada perjumpaan nasional yang ketiga di Muntilan Prayer, dilanjutkan dengan Jambore Nasional di Mertoyudan. Inilah awal kedekatan ku dengan para peserta TSOM. Terima kasih untuk kalian, para alumni TSOM 1 dan 2.

Namun bagaimanapun, hingga saat itu apa yang kujalani masih sekedar karena tugas, kakak masih tidak berkesempatan untuk berada lebih dekat. Masih tidak bisa memposisikan diri seperti seorang sahabat. Jujur ketika itu kakak ingin sekali berada di posisi kalian seperti sesama peserta yang dapat begitu dekatnya satu sama lain. Namun selalu saja terhalang oleh berbagai tugas dan tanggung jawab yang harus dijalani. Itulah yang terjadi dengan kakak hingga Pertemuan Nasional yang ketiga pada angkatan yang ketiga waktu itu.

Hingga pada akhirnya, dengan berbagai persiapan yang panjang dan banyak, kita bisa bertemu kembali di Pertemuan Nasional yang keempat, Mentawai Pilgrimage. Sungguh tidak disangka, ternyata kakak berkesempatan untuk mengalami secara nyata, tidak hanya sekedar bertugas, namun boleh terlibat secara langsung, berbaur dengan (sebagian dari) kalian. Pada awalnya kakak hanya ditempatkan pada posisi dimana tidak berada dalam sebuah kelompok sebuah stasi. Namun suatu ketika kakak sadar, bahwa ini adalah sebuah perjalanan misi, bukan hanya sebuah tugas dinas. Sebuah perjalanan misi dimana kakak harus menyelam lebih dalam, terlibat langsung dan merasakan dengan sungguh misi itu sendiri. Maka kakak memilih untuk masuk ke sebuah kelompok stasi yang bernama Taileleu. Suatu tempat yang ketika itu saat dilacak di Google Map, berada cukup jauh di sisi Baratdaya Pulau Siberut dengan perjalanan yang cukup lama dan menantang. Dapat info juga ketika itu, bahwa stasi ini adalah sebuah stasi besar dengan jumlah umat dan anak-anak terbanyak dibanding stasi lainnya. Maka semakin tergeraklah hati ini untuk terjun kesana. Dan pada akhirnya, Tuhan izinkan. Pastor ketua koordinator dan panitia memperbolehkan kakak untuk masuk ke kelompok tersebut.

Cerita-cerita di Taileleu pasti sudah banyak diceritakan oleh sahabat-sahabat sekelompok ku, pastor Marson, kak Novie, kak Yolen, Vania, Ega, Hezkel, Oka, Aurel yang merupakan sebuah petualangan dan pengalaman misi bersama yang tidak akan pernah terlupakan, dan sudah pasti akan membekas di hati kami selamanya. Banyak kegiatan yang kami lakukan disana, kegiatan-kegiatan misa di stasi, mendampingi anak-anak disana, menikmati keindahan alamnya, tinggal bersama keluarga baru, kedekatan dengan anak-anak kecil, bermain, makan bersama dan hidup sehari-hari dengan cara yang diluar kebiasaan kami. Sungguh sebuah momen kebersamaan yang mungkin tidak bisa terulang lagi, dan tentu saja kami mau mengulanginya lagi jika diberi kesempatan.

080349000_1449049903-sand-bubbler-crab-13_6_

Namun sebuah ada sebuah pengalaman kecil yang ingin kakak ceritakan, sebuah pengalaman sederhana bersama alam, bersama anak-anak Taileleu, dan kalian… Ketika itu kita bersiap untuk meninggalkan Taileleu, menunggu bapa Uskup Padang tiba di dermaga untuk berangkat bersama dengan kita. Anak-anak kecil itu seperti belum sadar bahwa kami akan meninggalkan mereka, masih dengan asiknya mengajak bermain tanpa henti. Kakak dan anak-anak itu mengumpulkan kepiting-kepiting kecil yang berlarian di pasir, yang berusaha masuk ke lubang-lubang persembunyian mereka. Kami berhasil menangkap sekitar 17 ekor, kami masukkan ke dalam sebuah botol air mineral. Kami beri nama kepiting-kepiting kecil itu satu persatu dengan nama-nama kami… ada nama pastor, nama kakak-kakak pendamping yang dewasa, nama kakak-kakak TSOM yang ganteng dan cantik, nama saya sendiri, dan akhirnya nama anak-anak kecil yang ada bersama kami ketika itu. Kemudian kami membuatkan sebuah kolam kecil di pasir dengan galian berbentuk lingkaran, kami isi dengan air yang jernih, lalu diberi bebatuan karang dan sedikit tanaman laut. Kami lepaskan kepiting-kepiting kecil itu disana, di sebuah rumah baru yang bernama “Persahabatan”… Itulah momen terakhir kami di tepi pantai Taileleu, dan kami pun pergi.

Rumah-Kedua---Adrian-S[2]

Para sahabat sekalian, pada pertemuan TSOM yang terakhir ini, mungkin kakak hanya sempat dekat begitu rekatnya dengan keluarga kelompok kakak yang bersembilan di Stasi Taileleu. Namun pada akhirnya, dengan kebersamaan kita dalam misi yang sama, rasa sayang kakak jadi begitu dalam kepada kalian semua yang 72 orang lainnya, tidak terkecuali satupun.

TSOM adalah sebuah keluarga besar, rumah kedua yang senantiasa terbuka pintunya untuk kita semua, kapanpun kita bisa masuk ke dalamnya, dalam ruang yang penuh canda gurau, berbagi cerita dan rasa, suka dan duka.

Sungguh pengalaman yang singkat ini sangat berkesan bagi kak Adrian, terima kasih pada kalian semua, maafkan karena kakak tidak sempat dekat dengan kalian satu persatu.

Namun kakak janji, kakak akan lebih berusaha dekat dengan adik-adik kalian di angkatan selanjutnya, bersama dengan kalian.

Salam misioner,

-kak Adrian-

Rumah-Kedua---Adrian-S[3]

Kembali…

Andaikan waktu bisa diputar “Kembali”.
Namun kembali bukan sekedar ingin datang kesana dan bertemu lagi
Kembali itu adalah bagaimana semangat itu timbul lagi di tempat kita masing-masing saat ini,
menggebu-gebu sukacita seperti saat kita berada disana.

Tinggalkan komentar