Refleksi

SEPTIA RACHEL FEBY

Peserta TSOM#3 – Keuskupan Sintang

“WITH GOD ALL THINGS ARE POSSIBLE”

Bisa untuk ikut serta dan menjadi salah satu bagian dari T-SOM angkatan ke 3 merupakan suatu rahmat yang sangat luar biasa bagi saya, berawal dari mengikuti kegiatan Bina Iman Remaja di Keuskupan saya hingga bisa berkesempatan mengikuti proses dan turut serta bermisi di T-SOM bagi saya merupakan hal yang sangat tidak terduga. Dan hal tidak terduga itulah yang membuat saya banyak sekali merasakan hal hal baru di tahun 2023. Sama sekali tidak ada penyesalan bagi saya karena bisa menjadi bagian dari T-SOM, justru bagi saya hal itu adalah hal terindah yang bisa saya dapatkan di tahun 2023. Banyak sekali pengalaman pengalaman baru yang bisa saya dapatkan melalui proses di T-SOM selama kurang lebih 1 tahun. Dan saya juga sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan banyak sekali teman teman luar biasa dari berbagai keuskupan melalui T-SOM.

Surabaya Friendship, menjadi awal dimana saya bertemu dengan seluruh teman teman dari berbagai keuskupan. Pada awal pertemuan ini banyak sekali perasaan yang timbul di dalam diri saya, terutama perasaan senang dan takut. Senang karena bisa merasakan kesempatan untuk berproses di T-SOM, dan takut tidak bisa bergaul serta menyesuaikan diri dengan teman teman dari berbagai keuskupan. Tetapi seiring berjalannya waktu perasaan takut itu perlahan hilang, ternyata tidak begitu sulit untuk mulai membuka diri dan bergaul dengan teman teman dari berbagai keuskupan yang saya temui di T-SOM, terlebih mereka sangatlah ramah dan mau memulai percakapan. Pada pertemuan awal ini, kami diajak untuk mengakrabkan diri satu sama lain dan diajak untuk lebih menerima kekurangan serta kelebihan diri sendiri, dari pertemuan awal ini saya bisa belajar banyak hal terutama belajar untuk bisa berkerjasama dengan baik di dalam team, belajar untuk mencintai diri saya sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan saya, serta belajar untuk menghadapi segala sesuatu tanpa rasa takut.

Pertemuan kedua yaitu Muntilan Prayer, pertemuan kedua ini dikemas dalam bentuk retret dengan tujuan utama untuk mengajak kami para peserta T-SOM membaca, mendengarkan, dan melaksanakan sabda Allah. Pada Muntilan Prayer ini saya belajar untuk mendalami kitab suci melalui metode TAT, selain itu saya dan peserta T-SOM lainnya juga pergi mengunjugi Museum Misi Muntilan dan pergi ke Gua Maria Sendangsono. Saat mengunjungi Museum Misi Muntilan saya mendengarkan kisah dari Romo Van Lith dan juga Romo Sandjaja, banyak sekali hal hal sulit yang mereka lalui selama proses bermisi dan cerita itu pula yang semakin meneguhkan saya di dalam proses bermisi saya. Dari pertemuan kedua ini pula saya bisa mengerti bahwasanya Alkitab sangatlah penting bagi kehidupan saya, terkadang ada kalanya saya merasa bosan untuk mendalami Alkitab dan itulah yang menjadi salah satu tantangan bagi seorang remaja misioner untuk melawan rasa malas tersebut. Melalui materi yang diberikan mengenai Alkitab pada pertemuan ini saya bisa belajar bahwa saya sebagai remaja katolik sangatlah harus memiliki semangat untuk selalu berkobar kobar dalam mewartakan sabda Allah, dan tidak boleh bermalas malasan.

Setelah dari Muntilan Prayer, pertemuan dilanjutkan dengan JAMNAS SEKAMI 2023. JAMNAS SEKAMI 2023 merupakan salah satu pengalaman yang sangat membekas di hati saya, banyak sekali hal hal baru yang bisa saya rasakan melalui pengalaman mengikuti JAMNAS. Salah satunya adalah pengalaman untuk tampil di hadapan banyak orang ketika malam pentas budaya, rasanya sangat gugup. Tetapi setelah berhasil dan sukses untuk tampil perasaan gugup itu hilang tergantikan dengan perasaan lega dan senang karena bisa tampil dengan semaksimal mungkin.
Makassar Action, ini merupakan pertemuan ketiga dimana pada pertemuan ini saya dan juga seluruh peserta T-SOM belajar tentang Ajaran Sosial Gereja lalu turun langsung untuk merasakan bagaimana kehidupan sosial masyarakat sekitar di lingkungan perkerjaan. Saya berkesempatan untuk merasakan langsung bagaimana rasanya menjadi perkerja di salah satu toko kue yang ada di kota Makassar. Senang rasanya bisa mendapat kesempatan ini, terlebih berkat para perkerja dan juga pemilik toko yang memperlakukan serta membimbing saya dengan baik selama bermisi membuat saya sungguh menikmati untuk melalui proses bermisi ini. Meskipun pada awalnya saya sedikit merasa takut untuk melalui proses ini karena mau tidak mau saya harus keluar dari zona nyaman saya, tetapi semua rasa takut itu bisa perlahan saya tepis untuk bisa bermisi dan juga merasakan langsung kehidupan sosial masyarakat di sekitar.

Pertemuan terakhir yaitu Mentawai Pilgrimage. Pada Mentawai Pilgrimage ini, saya dan juga peserta T-SOM lainnya pergi ke stasi stasi yang ada di pulau Mentawai. Ini merupakan puncak dari perjalanan misi saya untuk benar benar harus keluar dari zona nyaman saya. Awalnya terasa sangat sulit bagi saya untuk bisa keluar dari zona nyaman saya, terkadang ada kalanya juga saya mengeluh dan merasa ingin pulang padahal saya belum memulai perjalanan saya. Perjalanan yang saya lalui dari padang menuju ke tanah misi saya yaitu Sirisurak memakan waktu yang lumayan lama. Pada saat saya dan juga team stasi Sirisurak pergi ternyata ombak yang ada di laut lumayan tinggi, itu juga mengharuskan kami untuk singgah sesaat di salah satu pulau terdekat demi menghindari ombak yang lebih tinggi lagi. Sungguh melelahkan rasanya, tetapi semua perasaan lelah yang saya rasakan itu rasanya sungguh terobati ketika sampai di Sirisurak dan menerima sambutan yang sangat hangat dari warga Sirisurak. Dari perjalanan misi ini pula saya bisa merasakan sukacita yang ada pada umat di stasi Sirisurak, meskipun dengan segala keterbatasan tetapi para umat stasi Sirisurak sungguh dengan penuh kebahagiaan melakukan pelayanan. Setelah melewati beberapa hari di Sirisurak sembari melakukan berbagai kegiatan disana rasanya saya sangat betah, ada perasaan sedih yang timbul di dalam diri saya ketika sudah akan pulang dari Sirisurak. Rasanya segala keluhan yang sebelumnya saya keluarkan sia sia karena nyatanya saya sungguh menikmati perjalanan misi yang saya lalui di Sirisurak. Dari perjalanan misi ini saya bisa mengerti bahwa Tuhan selalu hadir untuk memberikan saya perlindungan, saya juga bisa belajar untuk selalu mensyukuri segala yang ada meskipun dengan keterbatasan dan kesederhanaan juga untuk selalu mau mencoba dan tidak mengeluh karena apapun yang akan saya hadapi selagi saya yakin bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai saya, segala ketidak mungkinan pun pasti akan terlewati dan Tuhan selalu memiliki rencananya yang paling indah untuk saya serta kita semua.

Semua pengalaman yang bisa saya dapatkan sebelumnya terasa sangat tidak mungkin bagi saya untuk bisa saya dapatkan dan juga saya lalui. Tetapi melalui pengalaman itu saya sadar bahwa Tuhan sungguh punya berbagai cara bagi saya untuk menunjukkan kepada saya bahwa tidak ada yang tidak mungkin terjadi bila itu atas kehendak-Nya. Melalui berbagai pengalaman di T-SOM ini saya banyak sekali belajar dan juga bertumbuh. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat luar biasa dan berkesan bagi saya, hadirnya teman teman T-SOM juga turut menguatkan saya di dalam setiap proses yang saya lalui. Dan saya akan selalu bersyukur karena bisa memiliki seluruh teman teman T-SOM dan bisa melalui segala proses yang telah saya lalui, saya juga akan selalu bersyukur atas segala rasa baik itu senang, sedih, kecewa, marah dan bersyukur atas segala rencana yang telah Tuhan berikan pada saya karena dari semua rencana yang telah Tuhan berikan tidak ada satupun yang mengecewakan bagi saya.

“BAGI MANUSIA HAL INI TIDAK MUNGKIN,
TETAPI BAGI ALLAH SEGALA SESUATU MUNGKIN”
– MATIUS 19:26

Tinggalkan komentar