Aurelly Mathafani
Peserta TSOM#3 Keuskupan Sintang
“KESEMPATANKU”
Satu tahun berdinamika bersama T-som bukanlah suatu hal yang mudah untuk saya lakukan, saya harus berproses dalam itu semua. Saya diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mewakili Keuskupan Sintang tentu kesempatan itu tidak akan saya sia-siakan, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk itu semua. Dimulai dengan pertemuan pertama kami Surabaya Friendship bulan Febuari, awal saya bertemu dengan sahabat dari berbagai Keuskupan. Di Surabaya Friendship kami diajarkan untuk mencintai diri sendiri, lebih menghargai diri kita sendiri karena kekurangan kita bukan menjadi hambatan untuk kita melakukan sesuatu. Saat Outbound kami diajak untuk berkerja sama,saling melengkapi dan berusaha semaksimal mungkin agar kami bisa menyelesaikan games yg kami lewati, saat itulah kesabaran dan kekompakan kami di uji.
Tidak habis – habis materi yang diberikan kepada kami, bulan juli kami melakukan pertemuan kedua yaitu Muntilan Prayer dan dilanjutkan dengan Jambore Nasional Sekami 2023. Ternyata saya juga diberi kesempatan untuk mengikuti kedua acara ini dengan lancar dan penuh sukacita, Saat di Muntilan Prayer pertemuan kami dikemas dengan bentuk retret yang dimana kami harus mendengarkan, merenungkan dan melaksanakan sabda Allah, kami juga diajarkan untuk mendapatkan kekuatan melalui doa,membaca kitab suci dan refleksi. Kami benar-benar menyadari bahwa penting nya doa,kitab suci dan refleksi untuk kami menemukan semangat bermisi kami anak misioner. Tidak hanya itu, kami menyempatkan diri berkunjung diberbagai tempat yaitu Museum Misi Muntilan, dimana kami bisa melihat jejak sejarah agama Katolik di Jawa khususnya Jawa Tengah. Setelah itu kami juga berkunjung ke Kerkop Muntilan, kerkop ini adalah makam khusus bagi para rohaniwan Jesuit (SJ).
Karena alasan tertentu, beberapa rohaniwan di luar Jesuit juga dimakamkan di sana. Salah satunya adalah Romo Richardus Kardis Sandjaja Pr, kemudian kami berdoa di Gua Maria Sendangsono. Setelah mengikuti pertemuan kedua T-som 3 kami beranjak pergi ke Mertoyudan dan mengikuti kegiatan Jambore Nasional Sekami 2023, jujur saat mulai berpisah dengan sesama keuskupan dan teman-teman T-som saya mulai khawatir karena saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang baru lagi, tapi saya buang rasa kekhawatiran saya itu dan saya mencoba untuk mendekatkan diri kepada teman-teman dari keuskupan lain yang ada di Indonesia ini, ternyata saya bisa akrab dengan teman-teman saya di bawil.
Hari demi hari kami lalui dan kami sempat mendengar beberapa materi dan salah satunya yang paling menarik adalah materi tentang “Aku bangga menjadi anak katolik” Saya benar-benar bangga karena saya diberi kesempatan lagi untuk menjadi salah satu anak katolik yang bisa mengikuti kegiatan yang diselenggarakan 5 Tahun sekali ini, dan karena acara inilah saya bisa mendapatkan teman dari Sabang sampai Merauke dan dengan diusia saya yang baru menginjak 15 Tahun itu adalah pencapaian terbesar saya di 2023. Beranjak ke bulan September kami melakukan pertemuan Tsom nasional yang ke-3 yaitu Makassar Action. Dimana kami di ajarkan ajaran Gereja sosial dan tujuan ASG adalah menghadirkan kepada manusia rencana Allah bagi realitas sekular dan menerangi serta membimbing manusia dalam membangun dunia seturut rencana Tuhan. Kami melaksanakan live-in ditempat masing-masing yang telah ditentukan, saya dan teman teman kelompok saya kebagian live-in suatu warkop yaitu warkop Ko heng.
Pengalaman pertama saya saat bekerja bersama sesama pekerja yang disana,mereka mengajarkan saya bagaimana cara bekerja dengan baik dan benar. Ternyata bekerja itu sangat susah dan cukup melelahkan,memang saat diawal dan belum masuki jam makan siang pekerjaan terasa begitu santai tetapi saat memasuki jam makan siang , saya kelelahan dan merasa bahwa betapa susah nya mereka yang bekerja setiap hari tanpa hari libur dan hanya berganti shift kerja saja itu sangat amat pasti mereka akan kelelahan tapi karena semangat mereka untuk membahagiakan orang tersayang,mereka bisa terus bersemangat untuk bekerja.Kemudian yang terakhir adalah Mentawai Pilgrimage, dimana arti Pilgrimage sendiri adalah perziarah jadi kami harus berziarah,keluar dari zona nyaman kami untuk bermisi di Kepulauan Mentawai. Natal saya ditahun 2023 adalah Natal yang berbeda dari natal tahun sebelum-sebelumnya karena saya akan natal bersama keluarga saya di Mentawai. Perjalanan kami dari Padang ke Stasi yang akan kami kunjungi itu memakan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 11 jam menaiki Mentawai Fast dan Boat sehingga kami bisa sampai ke Stasi Toloulaggo.
Ketika sampai ke Toloulaggo kami disambut dengan baik dan kami diantarkan kerumah yang akan kami tumpangi selama di Toloulaggo . Ternyata malam natal di Mentawai sangatlah berbeda dari biasanya, kami melakukan malam ceria dahulu setelah itu jam 23.00 wib kami baru melakukan Misa malam natal dan ini berlangsung sampai jam 02.30 wib mungkin itu adalah misa terlarut saya selama ini. Keesokan harinya saat hari raya natal kami bersuka cita , setelah misa kami berdinamika dan bermain bersama anak-anak BIA dan BIR , kami sangat bersemangat ketika melihat anak anak di Toloulaggo yang bersenang-senang saat kami membagikan bingkisan natal.Anak-anak distasi sangat akrab dengan kami, kami selalu bermain disore hari. Tidak terasa sudah waktu nya kami balik ke Siberut, rasa sedih tak dapat terbendung kami berpisah dengan para umat distasi dengan hati yang sedih, tak lupa kami saling berpamitan dan tak lupaa mengambil potret untuk kenangan bersama. Saat tiba di Siberut kami bertemu kangen dengan teman – teman T-som lainnya bahkan saya menangis saat bertemu teman keuskupan saya. Kami saling bertukar cerita pengalaman yang menarik saat di stasi.
Keesokannya kami outing ke Pantai Masilok, kami bermain bersama teman-teman untuk menghabiskan waktu bersama. Waktu memang sangat cepat berlalu tak kami sadari keesokannya kami kembali ke Padang dan harus bersiap diri untuk pulang ke keuskupan masing-masing. Ketika malam perpisahan kami tak bisa menahan air mata yang keluar karena harus berpisah dengan para dirdios, pendamping dan teman-teman ku yang sudah ku anggap sebagai keluarga kedua ku saat berpergian jauh dari rumah. Kami saling mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal kepada teman-teman dan pendamping, kami berpelukan erat dan itu adalah malam terberat yang pernah saya rasakan karena harus kembali berpisah dengan teman T-som.
Apa yang saya dapatkan satu Tahun ini, di tahun 2023 ini adalah anugerah Tuhan, kesempatan Tuhan yang diberikan kepada saya dan tidak akan saya sia-siakan itu. Saya percaya bahwa pengalaman saya ini bukan terjadi begitu saja, ada campur tangan Tuhan yang membawa saya melewati pengalaman saya selama saya bermisi dan menjadi anggota T-som ini. Semoga saya akan selalu semangat terus untuk bermisi sehingga semakin bersahabat dan terlibat untuk menjadi berkat dalam situasi apa pun.
Quote:
Jangan pernah ragu untuk mengandalkan Tuhan, Karena Tuhan tak pernah ragu untuk mengantikan air mata mu menjadi sukacita yang berlimpah.
Ulangan 31:86
“ Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu,Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak meninggalkan engkau.”