Anselmus Gima Tiara Jaya Sroyer
Pendamping TSOM#3 – Keuskupan Jayapura
Sebelum saya bercerita tentang TSOM, ijinkan saya jauh kembali ke belakang dulu yah.
Kira-kira awal awal tahun 2022. Saya melihat secara khusus di paroki saya, anak usia Remaja kurang sekali mendapatkan perhatian, yah walaupun ada , paling mereka hanya terlibat dalam Tugas Misdinar. Pada umumnya setelah anak-anak menerima sakramen Komuni Pertama, minat untuk mengikuti kegiatan SEKAMI Sudah mulai berkurang banhakn sudah tidak ada lagi. Dan saya pribadi cukup prihatin dengan itu. Sehingga singkat kata saya berinisiatif untuk memulai mengumpulkan beberapa Remaja, yah tidak banyak memang awalnya saya mendapatkan 6 Remaja. Lalu saya mengajak mereka untuk bergabung menjadi Pendaping anak-anak Bina Iman Anak. Kami berjumpa seminggu 2 kali, selain hari minggu. Singkat cerita, satu tahun berlalu. Dan puji Tuhan Mereka yang berenam tadi menjadi Pioner untuk memulai langkah besar. Puji Tuhan sekarang banyak sekali Remaja-remaja yang Aktif dalam kegiatan – kegiatan SEKAMI. Okok.! Kembeli ke TSOM, Dari namanya saja saya bahkan belum pernah dengar. Satu saat di akhir Desember tahun 2022, saya mendapatkan Chat WA dari Asisiten Dirdios Keuskupan Jayapura. “ Kaka Gima Boleh Ijin di telepon ?” Saya pun Menjawab, Boleh Buk, silahkan. Lalu Asisten dirdios Kami berecerita sedikit tentang adanya Kegiatan yang di selenggarakan Oleh KKI Nasional tahun 2023. Dan saya Terpilih untuk mewakili Pendaping di Keuskupan Jayapura. Tanpa pikir panjang saya pun menjawab “SIAP BUN.!” Padahal belum tau kegiatannya apa. lalu dijelaskanlah kegiatan itu benama “T-SOM” atau Sekolah Misi Remaja. Yah saya pun belum masih pahan apa itu T-SOM. Selelah itu segera saya di minta untuk mengirimkan biodata diri karena Pendaftaran akan sagera ditutup. Lalu Asisten kami pun kembali menawarkan ke saya, “Kaka Bisa merekomendasikan 2 Remaja Perempuan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Lalu saya merekomendasikan kedua anak remaja perempuan itu, Namanya adalah Anna dan Etta yang Sudah saya kenal. Singkat cirita Anna dan Etha lah yang kemudian terpilih Menjadi Peserta TSOM National Angkatan ke 3 Tahun 2023 dan 2 orang Remaja laki-laki dari keuskupan Jayapura Eksa dan Detri. Dan pada saat harı Anak Misioner Sedunia ke 180, Kami pun di perkenalkan Sebagai Pendamping dan Peserta TSOM National angkatan 3 tahun 2023 di depan 1.100 lebih anak SEKAMI Dekenat Jayapura.
Jujur, Sampan saat ini saya sangat amat bersyukur bisa menjadi Pendaping TSOM angkatan ke 3. “GOD IS GOOD ALL THE TIME” untuk saya. saya diberi kesempatan manjadi pendamping Teens School Of Mission, dari yang awalnya hanya mendamping anak remaja di paroki, Tuhan Malah memberikan saya desempatan menjadi pendamping T-SOM. Banyak sekali pengalaman, Ide-ide Kreatif yang saya Pelajari dari setiap Pendamping T-SOM lainnnya dari berbagai keuskupan. Setiap kali mereka tampil atau beranimasi saya mendengar serta memperhatikan dengan dan menulis setiap hal-hal baru yang saya dapat selama kegiatan, agar manjadi bekal saya secara peribai untuk bisa dibagikan ke teman-teman pendamping lainnya di keuskupan saya. Yah walaupun menjadi pendamping bukan hal baru untuk saya, namum saya banyak sekali mengambil pengalaman dan ilmu yang sangat banyak selama mengikuti TSOM angkatan ke 3 ini. Mulai dari pertemuan pertama di Surabaya, banyak sekali pengalaman luar biasa yang saya dapatkan, bertemu dan berkenalan dengan Para Pendamping dan Peserta T-SOM. Tak perlu banyak waktu kami pun Sudah menjadi akrab. Yah walaupun sebenarnya agak minder juga sih secara kami Orang dari Indonesia Timur, tepatnya Papua, dari Bahasa (Logat) atau cara berbicara saja sudah jauh berbeda. Tapi dengan semangat Misioner dan satu Iman semuanya menjadi hal yang biasa dan menjadi sangat luar biasa. Banyak sekali mendengarkan cerita dan pengalaman dari para Pendamping T-SOM berbagai keuskupan di Indonesia. Kami pun kembali ke Jayapura dengan banyak cerita dan hal-hal baru yang saya dapatkan selama di Surabaya.
Lalu kami kembali bertemu dalam pertemuan Nasionel ke 2 di Muntilan Prayer. Nah pada pertemuan ini saya menemukan hal-hal baru untuk saya, dimana kita semua di ajarkan bagaimana menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan, selalu berdoa, menyayikan nyanyian Pujian, bermazmur dan ziarah ke salah satu tempat yang pernah saya baca disalah satu buku pegangan yang diberikan saat saya mengikuti AYD 2017. Yah siapa lagi kalau bukan Barnabas seorang pribumi yang menurut cerita di baptis pertama kali saat itu di daerah Sendang Sono, berkunjung ke muséum Misi dimana saya mendapatkan banyak sekali inspirasi. Bertemu dengan para Dirdios yang begitu luar biasa. pokoknya banyak skali hal-hal luar biasa selama TSOM angkatan ke 3 ini berlangsung.
Kemudia pertemuan Nasional ke 3 dilaksanakan di Makasar. Yah saya Puji Tuhan sudah bekerja di salah satu Universitas Terbesar yang ada di Papua. Nah jadi ketikan mengikuti pertemuan ke 2 di Muntilan dan dilanjukan dengan JAMNAS SEKAMI di Mertoyudan saya harus mengambil cuti tahunan saya. Karena harus meninggalkan pekerjaan hampir 2 minggu. Pada pertemuan ke 3 di Makasar saya agak sulit untuk mendapatkan ijin, tetapi kembali lagi kalau sudah rencana Tuhan pasti semua dimudahkan. saya pun mendapatkan ijin dari pimpinan saya yang juga kebetulan sangat aktif di Gerejanya. Sampailah dalam acara Makasar Action, di mana kami mendapatkan kesempatan untuk Praktek secara langsung tentang Ajaran Sosial Gereja,. Wah hal baru lagi nih, biasanya hanya mendampingi anak BIA atau BIR di gereja, kali ini harus mendamping peserta T-SOM bekerja di salah satu pabrik pembuatan kasur dan bantal yang ada di Kota Makassar. Banyak hal yang saya lihat setelah kegiatan di Makassar, para peseta TSOM dapat merasakan bagaimana menjadi seorang pekerja, bagaimana kita bekerja keras untuk mendapatkan upah dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan tempat mereka bekerja. Dan setelah mereka pulang ke tempat mereka masing-masing semoga mereka dapat lebih menghargai orang tua mereka yang sudah berjuang bekerja keras untuk membiayai sekolah dan kehidupan mereka sehari-hari.
Lulu tibalah pada pertemuan Nasional ke 4 di Mentawai, Sumatera Barat. Entahlah bagaimana memulai cerita pertemuan ke 4 ini. Sangat banyak sekali pengalaman luar biasa untuk saya dan bahkan untuk para peseta TSOM angkatan ke 3. “Mentawai” terimakasih Tuhan saya bisa sampan ke tempat ini. Yah bukan T-SOM namanya kalau kita tidak mendapatkan pelajar baru dan hal-hal luar biasa dalam setiap pertemuannya. yah bagi saya Mentawai mirip sekali dengan kami di Papua, Natal tahun ini sangat luar biasa. Bisa bermisi di Mentawai tepatnya Stasi Ugai, pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Natal yang sangat sederhana namun itulah arti natal sebenarnya untuk saya “Kesederhanaan” jauh dari suasana kota, bebas sigal Handphone, tak ada pemberitahuan IG,WA, FB dll. Betul-betul merasakan NATAL. Terimakasih Tuhan Untuk Kesempatan Yang Luar Biasa ini.
Dari T-SOM banyak hal baru yang saya dapat, saya belajar bagaimana mendamping para remaja, menjadi seorang pendamping yang baik, yang kreatif, pendamping yang penuh dengan semangat Misioner. Dan saya secara pribadi pun makin semangat menjadi seorang Pendamping Anak dan Remaja Misioner. Semoga Kita Semua Makin Bersahabat, Terlibat dan Menjadi berkat Untuk Semua Orang, Amin.
GOD is GOOD
ALL The Time
Salam Kak Ge
dari Ujung Timur Indonesia, Jayapura – PAPUA.
Burung Irian., Gurung Cenderawasih,.
Cukup Sekian dan Terimakasih.