Maria Pramesti Putri Budi Arista
Peserta TSOM#3 – Keuskupan Surabaya
Diutus Menjadi Garam dan Terang Dunia
Pengalaman baru saya dimulai dari lomba bercerita 2D2K. Saya final bersama 8 teman saya dari paroki lain. Dalam senggang lomba tersebut, kami dijelaskan seputar Teens School Of Mission (TSOM) dan Jambore Nasional Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner. Beberapa bulan setelah diadakannya lomba tersebut, Karya Kepausan Indonesia (KKI) melaksanakan seleksi TSOM. Puji Tuhan, saya terpilih menjadi peserta TSOM angkatan 3 dan Jamnas Sekami.
Pada saat dirdios saya menceritakan Teens School of Mission, saya merasa tidak tertarik dan kurang pantas untuk mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi pada saat itu saya aktif mengikuti kegiatan Gereja hanya untuk sekedar menambah agenda sehari-hari saja. Tetapi sungguh diluar dugaan, ternyata saya bisa terpilih untuk menjadi anggota TSOM angkatan 3.
Sebelum memasuki Pertemuan Nasional Teens School Of Mission, Keuskupan Surabaya mengadakan pembekalan. Dalam pembekalan inilah yang perlahan mengubah diri saya untuk memaknai setiap kegiatan yang saya lakukan. Setiap hari kami dituntun untuk membuat refleksi dan memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan. Sehingga dari yang awalnya aktif hidup menggereja hanya sekedar sebagai produktivitas saja, kini saya bisa memaknai arti hidup menggereja serta melaksanakannya.
Pertemuan Nasional Teens School Of Mission yang pertama diadakan pada tanggal 17-19 Februari 2023. Pertemuan kali ini diadakan di Griya Samadhi Resi Aloysii, Pacet Mojokerto. Sebelum berangkat menuju rumah retret, kami berkumpul di Wisma Pastoral Katedral Surabaya. Disana kami di bagi menjadi beberapa kloter untuk perjalanan menuju rumah retret. Setiap kloter berisi 3 keuskupan. Saat itu saya berangkat bersama kloter 1 dengan Keuskupan Pangkal Pinang dan Keuskupan Bandung.
Dimulai dengan tema “Surabaya Friendship”. Pada pertemuan pertama ini, kami diajak untuk mengenal satu dengan yang lain. Kami berasal dari keuskupan yang berbeda-beda dan memiliki latarbelakang suku, budaya, serta keunikan yang beragam. Tujuan utama dari pertemuan kali ini adalah kita ingin agar dalam perbedaan mampu menjalin persahabatan dan persaudaraan sebagai suatu keluarga.
Di hari pertama ini, kami diajak memahami lebih dalam mengenai apa itu TSOM dan tujuan diadakannya kegiatan TSOM ini. Kami juga belajar mengenali diri kita sendiri. Tentang keunikan, kelebihan, dan kekurangan yang ada pada diri kita.
Hari kedua, kami mengawali kegiatan dengan ibadat pagi lalu dilanjutkan aktivitas outbond. Dalam outbond tersebut kami dajarkan untuk menjadi pemimpin. Kami banyak merefleksikan atas semua yang sudah kami alami serta menggali makna dari kegiatan outbond tersebut.
Selanjutnya, Pertemuan Nasional Teens School Of Mission yang kedua diadakan pada tanggal 1-3 Juli 2023. Pertemuan yang kedua ini diadakan di Biara Suster-Suster St. Fransiskus Asisi, Muntilan. Pertemuan kali ini mengambil tema “Muntilan Prayer” dengan harapan kita akan menjadi semakin mendalami iman kita melalui kitab suci dan merelakan diri menjadi pewarta kabar sukacita Injil.
Dalam pertemuan ini kita belajar tentang penggunaan Kitab Suci dalam kehidupan kita serta pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah karena merupakan dasar iman dan tumpuan hidup Gereja.Tak lupa juga kami melaksanakan kegiatan sehari-hari kita yaitu merenungkan dan merefleksikan apa yang telah kita alami.
Pada hari ketiga, kami diajak mengunjungi Museum Misi Muntilan yang menceritakan tentang bagaimana perjalanan dan perjuangan para misionaris terutama Romo Van Lith saat bermisi di Indonesia. Kami sangat kagum ketika melihat perjuangan para misionaris zaman dulu hingga mengorbankan nyawa mereka.
Setelah mengunjungi Museum Misi Muntilan, kami juga mengunjungi salah satu makam seorang pejuang misionaris yaitu Romo Prennthaler. Kami benar-benar belajar dari kisah mereka, bahwa bermisi tidak melulu tentang bersenang-senang tetapi juga harus ada makna yang kita ambil dari yang kita lakukan.
Dan inilah akhir dari pertemuan kami, Pertemuan Nasional yang ketiga diadakan pada tanggal 28 September – 1 Oktober 2023. Pertemuan kali ini dilaksanakan di Wisma Baruga Kare, Makassar. Pertemuan Nasional yang ketiga ini mengambil tema “Makassar Action” dengan tema ini kita diajak untuk bermisi dan beraksi secara langsung. Tujuan utama dari pertemuan kali ini adalah untuk bermisi dan berbagi sukacita.
Saya mengatakan pertemuan kali ini jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Kali ini kami dibawa untuk live in di tempat orang bekerja, seperti kantor atau pabrik. Saya ditempatkan di Makassar Duta Megah, yaitu pabrik yang memproduksi bermacam-macam. Mulai dari bantal, guling, kasur, hingga sofa. Saat tiba disana, kami disambut ramah dengan senyuman para karyawan. Setelah membagi tugas, saya dan kelompok mulai melaksanakan tugas masing-masing. Para karyawan menerapkan Prinsip Ajaran Sosial Gereja (ASG) Solidaritas dan Subsidiaritas. Kami juga merasa nyaman saat membantu mereka bekerja disana karena mereka telah menetapkan budaya 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin). Setelah bekerja disana, kami kembali ke rumah retret kami dengan membawa cerita baru.
Perjalanan ini adalah suatu hal yang tidak pernah saya sangka-sangka sebelumnya. Perempuan yang awalnya hanya menjadikan Gereja sebagai tempat mengisi kekosongan, kini dapat menempatkan bahkan memaknai arti hidup menggereja sendiri. Saya bangga pada diri saya serta teman-teman TSOM yang lain, yang sudah ingin dan bisa berjuang untuk bermisi hingga di titik ini. Saya berharap, dengan diadakannya TSOM ini dapat semakin memotivasi banyak remaja misioner yang semakin maju untuk mewartakan sukacita Injil serta menjadi “Garam dan Terang Dunia” yang diutus sendiri oleh Allah. Yuk tinggalkan zona nyamanmu untuk beralih ke zona iman!!
“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” – Efesus 5:8