Refleksi

Rosari Josephi Vercelly Talokon

Pendamping TSOM#3 – Keuskupan Manado

Refleksi Teens School Of Mission 3 (TSOM)

Teens School Of Mission atau sekolah misi remaja adalah program yang dibentuk untuk remaja yang punya komitmen untuk berani dan siap diutus oleh Tuhan Yesus. Saya sebagai pendamping yang dipercayakan oleh Keuskupan untuk mendampingi para remaja TSOM dari Keuskupan Manado. Saya merasa bangga atas kepercayaan yang telah diberikan, dalam TSOM ini bukan hanya remaja yang dilatih dan bersedia punya komitmen untuk bersedia diutus tapi para pendampingnya juga dilatih dalam TSOM ini.

Pada Surabaya Friendship ini adalah awal dari pertemuan kita dan awal dari proses yang akan kita jalani bersama selama setahun. Dalam pertemuan awal ini saya berjumpa dengan remaja TSOM dan pendampiung-pendamping TSOM, para Dirdios dari berbagai Keuskupan di seluruh Indonesia. Awalnya memang canggung dalam hal komunikasi tetapi dengan niat dan keyakinan yang baik sehingga bisa membuka diri untuk orang lain sehingga bisa mengenal satu sama lain. Hal yang bermakna dalam pertemuan pertama ini adalah kerjasama, kekompakan kita dibangun baik remaja, pendamping maupun para dirdios. Persahabatan kita dibangun dalam Surabaya Friendship ini, tetapi kita juga harus membangun persahabatan dengan orang-orang diluar kita yang kurang diperhatikan. Setiap Proses pasti ada hasilnya setelah selesai Surabaya Friendship, komunikasi dari para remaja, pendamping serta para dirdios tidak berhenti begitu saja tetapi masih berlanjut via online. Dengan kekompakan yang sudah kita bangun menjadi modal yang kuat untuk bisa berproses bersama-sama dengan TSOM angkatan ke 3.

Dalam Program TSOM ini kita menjalani prosesnya selama setahun dan tiba pada pertemuan yang kedua yaitu Muntilan Prayer. Disini kita lebih mendalami dan memahami tentang Kitab suci dan menjadikan itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, saya sebagai pendamping diberikan tanggung jawab untuk bisa menjadi fasilitator dalam kelompok agar para remaja TSOM mampu memahami metode TAT (Teks, Amanat, Tanggapan) dan membantu para remaja untuk berefleksi. Muntilan Prayer ini memiliki beragam kegiatan yang bersumber dari Kitab Suci yaitu adanya materi, diskusi, refleksi dinamika kelompok, meditasi, doa Taize, jejak misi dan outing rohani. Rangkaian kegiatan ini dibuat untuk peserta atau pendamping untuk semakin mencintai Kitab Suci. Saya sangat merasa bersyukur dengan adanya kesempatan yang berharga ini sehingga membuat saya bisa lebih berproses lagi.
Dengan pengalaman-pengalaman berharga dan penuh sukacita yang sudah saya lewati pada Surabaya Friendship bulan Februari dimana kita bertemu secara perdana dan mulai membangun persahabatan kita dengan berbagai kegiatan yang diantaranya materi, animasi, perkenalan, outbond dan lainnya, hal itu yang membangun kekompakan dan kerjasama kita sebagai remaja Tsom, pendamping juga para Dirdios. Dan pada pertemuan yang kedua bulan Juli dalam Muntilan Prayer, dimana kita lebih mendalami, memahami, dan mencintai tentang Kitab Suci. Dan sekarang tiba pada pertemuan yang ketiga yaitu Makassar Action. Sebelum pertemuan Makassar Action ini kita berpisah dan kita melakukan aksi-aksi missioner di tempat kita masing-masing. Pada Setiap pertemuan TSOM yang sudah kita lewati memiliki pengalam yang berbeda-beda . Pada pertemuan ini kita mendapatkan bekal untuk kita dalami dan kita lakukan yaitu tentang Ajaran Sosial Gereja untuk kita bermisi keluar. Saya pribadi sangat bersyukur atas kesempatan sehingga bisa sampai pada Makassar Action ini mendampingi para remaja untuk melakukan aksi misi mereka. Pengalaman yang saya dapatkan pada pertemuan ini sangat berharga.

Apakah sahabat TSOM mau tau ceritanya? So, ini dia ceritanya…..

Saya sebagai pendamping merasa bangga dan senang bisa mendampingi 2 remaja TSOM yang mempunyai mental, fisik, niat, tekad untuk menunjukan aksi missioner mereka. Mereka sudah memiliki bekal tentang Ajaran Sosial Gereja sehingga mereka mampu melakukan Aksi Misioner mereka di salah satu toko bahan bangunan yang ada makassar. Disitulah mereka melakukan aksi mereka dari pagi hingga sore dan akhirnya mereka berhasil melakukan aksi missioner mereka. Dan mereka mampu menunjukan bahwa mereka adalah misionaris-misionaris zaman now yang cerdas, tangguh dan gembira. Dalam aksi missioner ini mereka bermisi sesuai dengan modernisasi (menggunakan gadget) bagaimana kita bisa melakukan gadged itu dengan baik dan penuh tanggung jawab. Saya pribadi juga merasa bangga dan membuahkan kebahagiaan bagi saya karena saya mampu mendampingi remaja-remaja itu untuk mewujudkan aksi missioner mereka.

Berproseslah dalam kehidupanmu agar apa yang menjadi harapan mudah untuk digapai.

Setelah selesai dari pertemuan yang ketiga kita kembali ketempat kita masing-masing untuk melakukan aksi-aksi missioner kita. Dan tibalah pada pertemuan yang keempat yaitu Mentawai Pilgrimage, yang dimana saya menemukan pengalaman yang baru dalam perjalanan saya dan kontingen Keuskupan Manado. Di tanggal 19 Desember 2023 saya bersama kontingen berangkat dengan tujuan ke kota Padang. Namun kami harus menaiki pesawat yang lain di kota Makassar. Setibanya di kota Makassar kami para Pendamping, pastor dirdios, dan peserta TSOM beristirahat sembari menunggu keberangkatan selanjutnya dengan tujuan ke kota Padang namun harus singgah terlebih dahulu di kota Jakarta. Akan tetapi di saat kami berada di kota Makassar saya harus mengalami hal yang tidak mengenakkan yaitu saya mengalami sakit. Pada sore hari di tanggal 19 Desember 2023 saya dibawa ke Rumah sakit Stella maris Makassar untuk melakukan pemeriksaan, sesampainya disana ketemu dengan Kak Novie Indriani Pendamping TSOM angkatan 3 Keuskupan Agung Makassar, kak Novie juga bersama kak Kenny yang membantu saya pada saat di IGD. Namun kak Kenny dan kontingen dari Keuskupan Manado harus melanjutkan perjalanan mereka ke kota Padang pada Malam hari itu ditanggal 19 Desember 2023. Setelah diperiksa oleh dokter, dan ditetapkan oleh dokter bahwa saya harus dirawat Inap di Rumah sakit selama 3-4 hari. Disini perasaan saya bekecamuk karena saya harus merasakan sakit dengan kondisi saya sendirian dan jauh dari keluarga. Saya harus mandiri dengan keadaan yang sangat sulit bagi saya. Terutama saya juga memiliki beban berat dimana tidak menuntaskan tugas dan tanggung jawab sebagai pendamping TSOM karena kendala sakit saya. Ditambah lagi dengan desakan dari tim KKI keuskupan manado yang membuat saya lebih tertekan lagi. Sehingga saya harus menanggung biaya hidup saya sendiri tanpa dana dari manapun. Beban-beban inilah yang menjadi tantangan bagi saya, sangat berat untuk dilewati. Namun berkat bantuan dari orang-orang baik seperti pastor Thierry Ponomban dan juga beberapa orang yang sulit untuk saya katakan di sini. Akan tetapi hal dan tantangan itulah yang mendorong saya memahami sebanarnya tentang pelayan dan kasih. Dibandingkan dengan beberapa orang yang hanya memikirkan kepentingan pribadi. Saya sangat sulit menghadapi masalah tersebut, namun dengan doa dan kekuatan dari Tuhan saya bisa menghadapi hal tersebut. Meskipun saya tidak menyelesaikan tugas sebagai pendamping tetapi itu bukan kemauan saya. Melainkan kondisi dan keadaan yang saya rasakan untuk tidak lanjut ke kota Padang dan mengikuti Mentawai Pilgrimage. Saya pribadi sangat merasa sendiri pada waktu saya masuk Rumah sakit, tetapi berkat Tuhan saya dibantu oleh orang-orang baik yaitu Kak Kenny yang membantu saya mengantar ke Rumah Sakit, namu pada malam hari harus berangkat melanjutkan perjalanan ke kota Padang. Juga ada kak Novie, kak Meyvie Indriani, kak Richie Indriani adik-adik dari kak novie. tetapi kak Novie harus berangkat dengan kontingen Keuskupan Agung Makassar pada hari Kamis 21 Desember 2023. Juga orang baik yang membantu dan mensupport saya Pastor Thierry Ponomban beserta adiknya Bapak Ronny dan keluarga. Terima Kasih Dirdios KKI keuskupan manado yang telah memberikan kesempatan untuk saya bisa menjadi bagian dari keluarga TSOM-3. Terima Kasih orang-orang baik yang sudah membantu saya, Semoga Tuhan membalas segala kebaikkan kalian semua.

Terima Kasih Tuhan atas pengalaman berharga yang engkau berikan kepada Saya.

Tinggalkan komentar