Refleksi

Fransiska Mega Stella

Pendamping T-SoM#3 – Keuskupan Tanjung Selor

Tsom = Rumah Belajar Paket Lengkap

Bagi saya TSOM adalah rumah belajar ternyaman dan terlengkap sebagai pendamping. Menjadi pendamping bagi anak remaja bukanlah hal yang mudah, kesabaran saya yang setipis tisu ini harus saya tebalkan. Banyak pergumulan yang saya rasakan dari saat saya diajak untuk ikut TSOM sampai Pertemuan 4 selesai dan dalam proses ini semuanya serba galau. Kegalauan ini yang buat saya itu maju mundur ikut TSOM dan puncaknya adalah mentawai pilgrimage bagi saya ini adalah puncak kegalauan saya sampai harus nangis karna berada dipilihan yang sulit mau pilih kerjaan atau TSOM nih dua duanya sama – sama penting dan saya sudah berkomitmen dengan keduanya. Dengan segala pertimbangan akhirnya saya memilih untuk dua duanya untuk bisa berjalan bersama tanpa harus ada yang ditinggalkan, keputusan ini dianggap tidak mungkin terjadi bagi beberapa orang dan pekerjaan pasti tidak akan selesai tepat waktu. Ternyata Anggapan itu semuanya berbalik menjadi pujian, semua pekerjaan selesai tepat waktu. Saya sendiri merasa tidak menyangka ternyata semuanya udah selesai dan semua berjalan lancar dari kata ‘ Tidak mungkin ‘ menjadi ‘Mungkin’.

Percaya semuanya akan baik baik saja dan berjalan lancar kata-kata itulah yang menjadi penyemangat saya,dalam TSOM ini saya sangat belajar banyak hal dan memberi pengalaman yang luar biasa bagi saya dan ini adalah Pengalaman bermisi yang sesungguhnya dengan harus meninggalkan berbagai hal-hal nyaman yang kita miliki dan menemukan kembali hal-hal nyaman itu di tempat baru.

Melawan rasa takut apakah saya bisa melewati ini semua? Ya Saya harus bisa kata-kata ini selalu terulang, takut harus melewati laut tapi harus tetap terlihat berani di depan adik-adik hehe sedih di saat hari raya natal tidak bersama keluarga dan lagi lagi harus strong di depan adik-adik walaupun dalam hati udah menangis. Pengalaman-pengalaman inilah yang pelan-pelan mengubah diri saya untuk semakin melakukan hal-hal baik dalam kehidupan dan pengalaman-pengalaman itulah juga yang membuat saya semakin kuat dan yakin untuk terus bermisi dengan cara dan versinya saya. Saya yakin kita semua pasti sudah terpanggil untuk bermisi bagi gereja dan selanjutnya bagaimana kita menjalankan misi itu dengan versinya kita masing-masing.

“Bermisi itu adalah kita keluar dari zona nyaman dan menemukan kenyamanan yang baru”

Tinggalkan komentar