Adrianus loeb patila
Peserta TSOM#3 – Keuskupan Tanjung Selor
JALAN SERTA YESUS
Pada tanggal 23 Desember 2022 saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta TSOM NASIONAL saya sempat berpikir kegiatan in ngapain si sebenarnya,dan kegiatan juga di tempat yg berbeda-beda.. Tapi saya rasa ini waktunya saya melihat bagaimana saya berani keluar dari zona nyaman saya,saya memiliki ayat emas yaitu “amsal 16 ayat 3.ayat in menguatkan saya di dalam perjalanan misi. Selama setahun mengikuti program TSOM in saya mengetahui bawah setiap pertemuan memiliki silabus atau tema yg berbeda-beda. Lantas ap yg saya ketahui tentang TSOM? TSOM adalah sekolah misi remaja,ketika pertemuan pertama kami semua membangun sebuah persahabatan sesama peserta.meskipun ad rasa cangung untuk berkenalan,pertemuan kedua setelah kami sudah mengenal kini kami harus melihat diri kami masing-masing apakh kami sudah mengenal Tuhan yesus dalam setiap penziarahan hidup in.Dengan berbagai materi yg di berikan saya menyadari bahwa kasih Yesus senantiasa hadir dalam diri setiap remaja misioner. Di pertemuan ketiga in ternyata misi kami sudah mulai terasa dmna kami harus mendalami tentang asg kami merasakan bagaimana bekerja dan hidup sosial di tengah masyarakat tentu saya merasa capek ketika sudah selesai bekerja saya menyadari bahwa selama in ternyata begini yang di rasakan kedua orang tua saya dan juga saya paham hidup sosial di tengah masyarakat Indonesia in.di pertemuan ke empat disini lah diri saya akan merasakan bagaimana bermisi di kepulauan mentawai.perjalanan dari padang menuju mentawai lumayan lama.ketika sampai di mentawai saya tidak sabar menuju tempat bermisi saya.ketika bermisi di hari pertama sampai ke tiga. Saya merasakan susahnya bahasa Indonesia di sana ad satu hal yg membuat saya takjub ketika bermisi di mentawai. Waktu itu kami pergi ke “stasi si Guluk-Guluk ternyata ketika kami sampai umat sudah ad yg pulang ke rumah masing² tetapi ketika mendengar kami para rombongan datang umat dengan ceria datang kembali ke gereja maka di benak saya terpikir bahwa umat disini sangat menantikan pelayanan rindu akan firman Tuhan.di pertemuan ke 4 in sungguh menguatkan diri saya untuk bermisi secara penuh. Dari ke empat pertemuan saya menyadari bahwa setiap pertemuan membentuk para remaja misioner untuk dapat mendalami arti misi itu apa dan bagaimana saya/diri kami masing-masing menghadapinya. Dalam setahun ini saya merasakan bagaimana jauh dari orang tua terlebih tidak dapat natalan bersama keluarga.tapi perasaan itu seiring² memudar ketika sayai berjumpa kembali di setiap pertemuan terkhusus bertemu dengan umat di kepulauan mentawai.saya berharap setelah setahun mengikuti program TSOM ini saya dapat bermisi di paroki saya bahkan keuskupan saya.
“Dalam suka maupun duka. Di atas gunung atau di lembah. Dalam tangis ataupun tawa. Dalam berkat maupun pencobaan. Tuhan selalu ada di sana, menemani dan tak pernah meninggalkanmu.”
