Dominiq Cellonadine Yacub Sihura, T-SoM#4

Dominiq

SUKACITA DI DALAM PERBEDAAN

Pengalaman saya saat mengikuti pertemuan nasional pertama TSoM IV, di luar dugaan saya. Nyatanya, seru dan menyenangkan, karena dapat bertemu dengan teman – teman baru dari berbagai keuskupan. Meskipun saya tidak pernah kenal sebelumnya dengan mereka, saya merasa seperti saudara yang sudah lama tidak berjumpa.“Bandung Friendship”, ya… merupakan tema dari pertemuan pertama saya. Bandung yang menyatukan saya, para remaja katolik yang siap bertempur untuk memberi kesaksian tentang Kristus. Pertemuan yang memberi bekal bagi saya. Bekal untuk menjadi remaja yang mandiri, remaja yang tidak kenal lelah dan remaja yang siap tempur dalam segala situasi, yang belum saya dapatkan di tempat lain. Bekal tentang bagaimana untuk hidup sebagai remaja katolik , yang cerdas, tangguh, gembira dan misioner. Dan di sinilah cerita saya dimulai.

Bagaimana pengalaman Bandung Friendship merubah saya? melalui sadhana singkat dan pesan sederhana namun bermakna dari Sr.Juliva, tentang “kita itu harus mencintai, menghargai, dan mencari tau diri kita sendiri sebelum mengenali orang lain.” Awalnya saya sangat susah untuk mengenali dan menghargai diri saya sendiri. Ternyata kesulitan saya dalam mengenali orang lain berasal dari diri saya sendiri bukan dari orang lain. Menghujat lebih mudah daripada introspeksi diri, sehingga saya perlu mencari solusi untuk mengenali dan menghargai diri saya. Salah satu solusi yang saya dapatkan yaitu dengan meningkatkan rasa ingin tahu akan diri saya.

Ada sebuah moment yang sangat berarti bagi saya, yaitu pada saat kegiatan outbond di Taman Lalu Lintas Bandung. Dalam games yang bernama “ssshuuttt”, cara bermain pada games ini yaitu, satu orang yang normal, dua orang tuli, dan dua orang buta, dimana semua kaki pemain saling diikat satu sama lain untuk melewati rintangan yang ada. Melalui games ini saya belajar untuk mau bekerjasama, saling mendengarkan, dan percaya dengan rekan seperjalanan saya. Begitu pun dalam menjalani hidup, walaupun banyak rintangan dan kesulitan yang ada ,saya harus yakin bahwa saya bisa melewatinya, karena Yesus selalu menuntun saya. Seperti yang dikatakan dalam (Mazmur 133:1) “Betapa baik dan menyenangkannya bila umat Tuhan hidup bersama dalam kesatuan!” Melalui pengalaman ini, saya berniat untuk memperbaiki diri saya lagi, dengan cara mengontrol emosi, mengendalikan perkataan yang saya ucapkan, meningkatkan rasa percaya diri, dan berani untuk membuka diri terhadap orang baru.

DOA; “Allah Bapa yang Mahakudus, terimakasih atas kesadaran serta pelajaran-pelajaran baru yang Engkau berikan kepadaku, kiranya Engkau selalu melindungi aku di setiap perjalanan hidup ku, dan selalu menyadarkan aku,melalui rasa bahagia, sedih, lelah, dan sakit yang Engkau berikan kepada ku ,agar tidak cepat puas dengan apa yang dicapai. Doa yang tidak sempurna ini, aku haturkankedalam tanganMu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Quotes : “terkadang kita mengatakan tidak bukan karna tidak bisa, tetapi karena kita takut untuk mencoba dan memulai”