Eleonora Dwi Anindita, T-SoM#4

Bandung Friendship merupakan pintu awal saya memasuki dunia bermisi secara luas. Saya bangga dan bersyukur atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada saya dan 2 teman saya untuk mewakili Keuskupan Agung Semarang dalam TSOM IV.

Keseruan sudah saya rasakan sejak dalam perjalanan dari Museum Misi Muntilan ke Bumi Silih Asih (BSA) Bandung yang kami tempuh selama 12,5 jam. Sesampainya di BSA kami disambut hangat oleh panitia dari Keuskupan Bandung sebagai tuan rumah. Selama 3 hari 2 malam saya berdinamika dan berproses bersama teman-teman peserta TSOM dari perwakilan Keuskupan.

Acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. dan dirayakan secara konselebrasi bersama 13 Dirdios dari masing-masing Keuskupan di Indonesia. Awalnya, ada rasa ragu dan canggung untuk berdinamika dengan teman baru dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Namun keraguan ini tidak berlangsung lama ketika kami diajak untuk saling mengenal satu sama lain. Benar kata pepatah“tak kenal maka tak sayang” akhirnya kami saling berbaur. Dari pertemuan ini saya mendapatkan teman, sahabat bahkan keluarga baru.

Persahabatan kami semakin terbangun pada saat outbound. Dimana pada saat terik matahari kami harus berjalan kaki kurang lebih 3km untuk menuju tempat outbound. Sebagai misionaris cilik kami diajak belajar agar tetap semangat dan bersukacita dalam melakukan semua kegiatan. Melalui kegiatan outbound ini kami diharapkan untuk bisa menjalin persahabatan dan membangun kerjasama serta kekompakan dalam tim.

Hari pertama pada sesi pengenalan diri, saya diajak untuk belajar mengenal dan memahami jati diri sebagai citra Allah. Ini menyadarkan saya yang selama ini kurang bersyukur atas rahmat dan berkat yang sudah Tuhan berikan kepada saya. Selanjutnya, peserta mengikuti sesi tentang belajar membuat refleksi. Pada sesi ini kami diajak untuk melihat kembali dan merenungkan peristiwa dalam hidup. Dengan refleksi maka dapat membantu menjadi lebih baik kedepannya. Untuk melengkapi kemampuan misionaris cilik yang tangguh dalam mewartakan cinta kasih Tuhan kami juga diajarkan public speaking.

Acara semakin berkesan saat peneguhan tentang apa itu TSOM oleh Romo Nur Widi selaku Direktur Nasional KKI. Senang sekali bisa berdinamika bersama dan diingatkan lagi tentang komitmen awal untuk tetap setia bermisi dengan mengikuti semua rangkaian kegiatan TSOM IV selama satu tahun kedepan. Menjalaninya dengan penuh sukacita dan tentunya mengutamakan semangat SEKAMI yaitu doa, derma, kurban dan kesaksian.

Sampai bertemu bulan Juli di Pangkal Pinang!