Imelda Ramli

Melda-res

Antara Bandung, Kisah ku dan kasih-Nya

Pos 13 adalah pos untuk melatih kesabaran, leadership, team work. Dan itu akan dicapai melalui games naik ke puncak gunung, yaitu dengan cara menuntun bola dengan stik melalui jaring. Datanglah satu kelompok anak-anak yang membuat saya terkesan. Mereka datang dengan bernyanyi, jalan santai dan dengan wajah penuh ketidaksabaran untuk bermain games. Ada kehausan untuk menaklukkan tantangan yang ada di pos ini.

Adrenalin saya terpacu dan penjelasan tentang permainan bisa mereka simak dengan cepat. Tidak ada pertanyaan yang muncul,bahkan mereka sudah memahami bagaimana cara mainnya. Mereka langsung duduk melingkari jaring. Semua berbicara, semua pegang stick, semua mau berusaha menaikkan bola itu ke atas, dengan caranya masing-masing. Alhasil, sampai waktu berakhir, tidak ada satupun bola yang berhasil mereka naikkan. Semua berbicara untuk mengarahkan yang lainnya, sementara masing-masing anak dengan stick bergerak sendiri sesuai dengan apa yang ada di pikiran mereka. Barulah saat waktu games mendekati akhir, mereka tersadar, bahwa tanpa mendengarkan yang lain, tanpa adanya pemimpin, tanpa ada kerendahan hati untuk diarahkan, maka tantangan tidak terselesaikan dan tujuan tidak tercapai.

Situasi ini menarik buat saya, yaitu bahwa mereka tidak menyerah dan mau berjuang menyelesaikan tantangan sampai akhir, tidak seperti kelompok lain. Teringat saya akan slogan TSoM Keuskupan Amboina: beta janji, beta jaga. Satu teks yang bagi saya biasa saja, tidak membawa kesan apa-apa, tapi bagi mereka yang menyanyikan dan bagi mereka yang meneriakkan penggalan lagu ini di Aula John Paul itu, nampak mempunyai arti yang mendalam, sekaligus pesan yang mau disampaikan untuk kita semua.

Pesan itu saya temukan dalam sekelompok anak yang datang untuk menyelesaikan misi di pos saya,dimana mereka berjuang sampai akhir.30 detik pun merupakan waktu yang berharga bagi mereka untuk menyelesaikan target.Seperti yang dikatakan dalam (1 Kor 15:58)”Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Maknanya tidak ada waktu yang sia-sia atau kata lain tidak ada pertobatan yang terlambat. Selama kita mau berubah untuk menjadi lebih baik selalu ada kesempatan.

Pertanyaannya adalah sifat dan karakter seperti apa yang saya perlukan dalam mendampingi mereka agar berhasil. Bagiku, ini bukan soal hasilnya tapi proses mereka mencapai hasil termasuk saya sebagai pendamping, bagaimana saya berproses dalam membentuk karakter sebagai pendamping yang masih perlu didampingi, supaya bisa mendampingi mereka yang dipercayakan kepada saya.

Beta janji beta jaga memberi saya pesan untuk membangun motivasi seorang petarung yang mau menyelesaikan tantangan. Hal itu membutuhkan konsistensi, ketekunan, disiplin, komitmen, dan sikap untuk mendengarkan, artinya saya siap untuk dibentuk, ditempa, dibina, dan juga tegas melawan ego diri sendiri. Ini semua bukan untuk menjadikan saya superman, tetapi untuk siap menjadi berkat.

Doa : “Allah Tritunggal Mahakudus,Bapa,Putra dan Roh Kudus. Terimakasih atas penyertaan-Mu, aku boleh berjumpa dan mengenal para TSoMers,para pendamping dan para Dirdios TSoM#4 ini. Semoga aku selalu bisa berjalan bersama mereka, membentuk diriku,mau berproses dan siap diutus untuk mewartakan sukacita injil-Mu kepada siapapun yang aku temui. Doa ini aku sampaikan melalui perantaraan Kristus Tuhan dan juruselamat kami. Amin”

Quotes: “Terbentur, terbentur, dan terbentuk”