Petra Adventia Pranazasi Jayaputri

PERCAYA PADA TUHAN MENENANGKAN HATI

Pergi ke Bandung untuk mendampingi adik-adik remaja untuk mengikuti TSOM Bandung Friendship ternyata tidak semudah yang saya bayangkan ketika awal memutuskan bersedia mendampingi mereka. Perasaan khawatir dan cemas karena saya harus meninggalkan banyak kerjaan yang sebenarnya sangat membutuhkan saya. Saya membantu usaha keluarga rumah makan dan kegiatan TSOM Bandung Friendship tersebut dilaksanakan bertepatan dengan hari menuju Lebaran yang mana ada banyak orang mudik. Rumah makan saya di Jogja yang baru berusia 2 tahun itu masih sangat membutuhkan bantuan saya dan belum bisa ditinggal dikarenakan karyawan juga masih belajar di tahun ke-2 berhadapan dengan ramainya pelanggan.

Saat sudah menginjakkan kaki di Bandung dan mengikuti kegiatan TSOM, perasaan khawatir itu masih ada. Saya memantau terus dinamika rumah makan saya dari informasi di grup dan melihat CCTV serta membantu dari jarak jauh yang saya bisa terkait belanja dan sebagainya. Namun tibalah di malam hari, ada sesi penjelasan tentang refleksi oleh Rm. Patris. Semenjak itu, otak saya yang awalnya ramai karena overthinking serta perasaan khawatir itu seketika mulai berkurang. Dengan tuntunan Rm. Patris dalam menulis refleksi, saya kembali diingatkan hal apa yang membuat saya menyanggupi untuk mendampingi adik-adik remaja dari KAS. Pergi mendampingi ini adalah murni keputusan saya yang bersedia menerima tawaran tersebut, bahkan saya menerima tawaran tersebut dengan penuh sukacita karena kesempatan ini hanya terjadi sekarang, tidak tahu kedepannya apakah saya dapat menjalani pengalaman seperti ini lagi atau tidak. Hal itu kemudian saya tuangkan dalam refleksi pertama saya.

Di hari kedua, saya mencoba menumbuhkan rasa sukacita saya untuk berkegiatan. Ternyata benar saja, saya sudah bisa lebih santai menjalaninya. Sebelumnya saya sudah mendelegasikan tugas-tugas di rumah makan lebih baik lagi dan mencoba percaya dengan orang-orang yang bersedia membantu usaha saya. Ya, saya semakin bisa merasakan kehadiran orang-orang di sekitar saya dan saya pun benar-benar bisa fokus pada komitmen saya mendampingi adik-adik remaja. Saya menyadari bahwa ternyata saya terlalu merasa semua itu bisa berjalan baik karena ada saya, padahal Tuhan sudah membantu saya dengan diberika karyawan serta freelance yang bisa membantu rumah makan tersebut. Tuhan seperti menyadarkan saya bahwa Tuhan itu sudah membantu saya dengan menghadirkan orang-orang baik di sekitar saya. Saya hanya perlu percaya, pasrah, dan fokus pada tanggung jawab saya selama di Bandung yaitu mendampingi para remaja mengikuti TSOM Bandung Friendship. TIdak lupa juga, saya juga harus selalu percaya pada Tuhan karena Tuhan pasti akan membantu saya dalam segala kesulitan dengan cara-Nya.

Ya Bapa dengan tuntunan roh kudus-Mu, semoga Engkau hadir membantu saya untuk selalu berpegang pada Engkau. Ampunilah saya yang merasa sombong akan kekuatan diri saya sendiri, padahal saya tanpa Engkau bukanlah siapa-siapa. Saya hanya manusia berdosa yang masih memiliki banyak kelemahan. Semoga saya selalu dipenuhi rasa syukur setiap hari karena Engkau selalu hadir membantu saya menyelesaikan segala kesulitan.

“Kerendahan hati dan ketenangan adalah buah dari kepercayaan pada Tuhan”